Hidup di Swedia sebagai pelajar mau tidak mau dipenuhi kartu sakti. Kartu identitas, kartu transport, kartu bank, kartu beasiswa, kartu pelajar, kartu akses universitas, dan kartu2 lainnya. Di antara hikmah hidup dengan kartu-kartu sakti ini, kita bisa mengidentifikasi pola aktivitas sehari-hari.
Berbekal data transaksi belanja supermarket selama 4 bulan terakhir, saya iseng pelajari tren pengeluaran kami untuk belanja makanan yang ternyata hasilnya cukup menggembirakan. Setelah disesuaikan dengan perkiraan biaya belanja non-makanan, saya mendapati biaya belanja makanan kami per hari, per orang setara dengan sekitar 30 SEK atau 10 SEK sekali makan. Sementara jika makan di luar, biayanya setara dengan 85-200 SEK per porsi.
Bisa numpang hidup di Swedia, dengan biaya makan layak (di rumah) dan bahkan tetap lebih murah dari makan di RM Padang (asumsi saya 20.000 Rupiah sekali makan) itu sungguh nikmat syukur yang tak terkira. Kadang, kita bisa menggunakan pendekatan tertentu untuk memahami betapa dalam segala keterbatasan kita masih bisa bersyukur.
1 SEK=1500 IDR
Quantitatively it means a lot already and I can’t even measure how much love you put on our meal qualitatively..
Love you so much Mutiara heart emoticon
Mutiara Fadjar 
Dok, terima kasih blog nya menginspirasi sekali bagi kita2 yang dulunya ingin jadi diplomat namun tersesat di Fakultas Kedokteran. Saya baru menemukan blog ini beberapa hari yang lalu dan menemukan banyak kesamaan dgn saya termasuk IP sarjana kedokteran saya yg exactly the same dengan panjenengan *lol*.
BTK, salam sejawat.
Abyan, FK UNAIR 2011