Sharing Session #8: Digital Health in Indonesia

Enriching and engaging as always, the latest Alumni Swedia’s sharing session carries a sexy subject: digital health. In this opportunity, we had the privilege of having two young men who are passionate and determined to make health issues more accessible in Indonesia by using digital technology. The first speaker is Alumni Swedia’s own alumni, Mochammad Fadjar Wibowo…

Source: Sharing Session #8: Digital Health in Indonesia

Today, Mamma Reaching The Top of The Great Wall of China

Hej Fattah,

Today would be among the most historical day of our life. Mamma has reached the highest attainable point of China Great Wall. Not just as a leisure walk, as she insisted to take this walk and turned out she was the only one among her group who manage to get to the top, I would consider this as a monumental walk for us. The fact that you’re born to such a great Mamma, you can be anybody you want to be as long as you fight for. Just like Mamma has shown us.

To reach this top, it did not just took her intelligence through winning an essay competition that granted her a trip to China as the award from its government, but long before that she had invested all her courage in being a great Mamma for us. All the way from being underpaid English teacher and public health research assistant in Yogya while you were in her womb at the same time I attempted my MD, working as unpaid intern in Stockholm while she supported me obtaining a master degree and eventually she could continue her academic development and performs prominently as a student with scholarship at Leiden University.

Today, through her walk to the top of Great Wall of China, Mamma has demonstrated the power of perseverance to us intellectually, emotionally and spiritually. Congratulation Mamma, tanti baci per te. Vi vogliamo bene sempre e per sempere.

Fattah Company Results in Mamma Outstanding Performance

Despite of challenges  Mamma has to deal with since Bapak daparture to his research project site in Indonesia.. Mamma manages to take care of Fattah amazingly while keep performing above average at school. Mamma was granted a generous remark from a highly reputable Professor at the school.

image

Not merely performing well at school and best caring for Fattah.. With Fattah company Mamma has brought herself to another level of academic & professional achievement by having her essay selected and being chosen to represent Indonesian IR (international relations) young scholars to visit and expand their international networking in the great todays world power, China!

image

The program dispatches 10 Indonesian young scholars is fully supported by China Embassy and FPCI (Foreign Policy Community Indonesia).

Happy Mothers Day, Mamma.. We are so proud of you!!!

Bapak en Fattah
Yogya – Den Haag, May 8 2016

1 BR Apartment in The Hague – for Rent

1-bedroom Apartment at Amperestraat 158, 2563ZX Den Haag.  Available from Friday, July 1st 2016 with minimum contract of 1 year.

The rent is €895,- per month. INCLUSIVE electricity, water, gas, internet. The space of the apartment is 72m/square.

It has 1 bedroom, a balcony, spacious living room, extraordinary light and compact kitchen, bathroom with a separate toilet room, inside bicycle parking, a warehouse.

It’s FULLY FURNISHED including one double bed, one single bed, clothing wardrobe, dining table, chairs, and kitchen utensils. The furniture belongs to us, not the owner, so please be advised that we sell the furniture to the new tenant for 1,500 Euro (to be paid once in advance).

Wanted tenant:  Single/couple/family with 1 little kid

From our apartment it only takes a 15 minute tram ride to both Den Haag Centraal Station and Den Haag Hollandspoor. A 15 minute bike ride to Schevening strand or Kijkduin. From our apartment is also a 3 minute walk to the tram stop of Fahrenheitstraat, 5 minute walk to a Albert Heijn, and a 10 minute bike to Haagse Maarkt (KFC, Halal Slagerij, etc).

If you’re interested, please contact me asap: fadjar.wibowo@yahoo.com

 

Fattah, Research Project and Kulon Progo

Hej, Fattah!

Weet je wel..

11 years back, your Great Grandpa once promised your Dad (me) he will be speaking Dutch with me suppose I’d have returned from my AFS exchange year in the Netherlands.

Yet, he didn’t make it. He passed away just in the fifth week of my stay in the Netherlands. A week after I decided to write him my very first postcard in Dutch. A week before the postcard arrived at his address in Yogyakarta. My very first Dutch postcard never got read by him.

These few months, hired by an MIT-based and Australian funded organizations, I have been working on field in Kulon Progo Dstrict, particularly between Wates and Girimulyo (both are sub-district), helping the Regent to introduce public health policy initiative.

Weet je wel.. Wates and Girimulyo are the only two places that associated to your Great Grandpa in the only article mentions your Great Grandpa’s name you can find with Google. Inderdaad (indeed), he was a Wedhana at Wates and a coordinator for Amateur Radio in Girimulyo.

Fattah, God is Great, today you are learning Dutch as your second or third language while accompanying Mamma studying in Leiden and Den Haag. I can’t wait to have our other Dutch conversation in weeks ahead. Conversations that I never managed to have with your Great Grandpa.

Thank you for being such a great Son. Cheering our life while connecting the dots throughout this journey, including those dotes that I missed. I love you Son, so much.

Yogya, 16 April 2016

Jouw missen vader

The Traveling Students: Buku Perdana bersama Kawan-kawan Mahasiswa Pengelana

image

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan, buku “The Traveling Students” yang merupakan buku yang telah kami rintis penerbitannya sejak empat tahun lalu kini sudah siap diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Sebelum buku ini tersedia di Gramedia terdekat di kota Anda, buku ini dapat dibeli dengan potongan harga 25% dengan melakukan pemesanan melalui: bit.ly/TravelingStudents

Simak cerita dan pengalaman saya menjalani kerja magang di Swiss serta petualangan seru 8 mahasiswa Indonesia lain di total 8 negara melalui buku ini. Selain cerita, para penulis juga membagikan tips dan trik, serta pengalaman berpartisipasi dalam beragam kegiatan mahasiswa (kompetisi, konferensi, kursus, magang, dll) di berbagai kegiatan dan organisasi mancanegara.

Segera pre-order buku ini dengan harga spesial melalui:
bit.ly/TravelingStudentst

Peringatan 70 Tahun PBB di Belanda

Disclaimer: Tulisan ini dibuat dalam rangka publikasi aktivitas mahasiswa pemegang beasiswa StuNed di Belanda

Mutiara Berpose bersama Para Undangan "High Level Panel Debate" di Peace Palace, Den Haag

Mutiara Berpose bersama Para Undangan “High Level Panel Debate” di Peace Palace, Den Haag

Mahasiswi Leiden asal Indonesia Sampaikan Gagasan tentang Sustainable Development

“Development Aid, Partnership and Cultural Adaptation: Is the combination a way forward?” atau “Bantuan Pembangunan, Kerjasama dan Adaptasi Budaya: Adakah suatu kombinasi untuk langkah maju?” adalah gagasan yang akan disampaikan oleh Mutiara Indriani, mahasiswi Leiden Universiteit penerima beasiswa StuNed asal Indonesia, dalam Workshop Global Governance: Climate Change and other Inconvenient Truths pada Jumat 23 Oktober 2015 di Den Haag. Kegiatan ini merupakan bagian dari Konferensi Peringatan 70 Tahun PBB di Peace Palace (Istana Perdamaian), Den Haag dan diselenggarakan oleh The Hague Project Peace and Justice bekerja sama dengan Leiden Universiteit.

Menangi kompetisi essay, raih kesempatan sampaikan gagasan

Dalam gagasannya, Mutiara menekankan bahwa mempertimbangkan potensi, pengetahuan dan budaya lokal sebagai fondasi pelaksanaan suatu proyek kerjasama amatlah penting demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Lebih lanjut, mahasiswi jurusan Master of International Relations ini menegaskan bahwa pendekatan ini dapat menunjang kelanggengan kerjasama antar negara dan pemangku kepentingan lain karena mampu menempatkan sumber daya sesuai peruntukannya, mencegah inefisiensi dan meningkatkan efektifitas suatu proyek pembangunan.

Gagasan Mutiara ini terpilih setelah ia mengikutsertakan tulisan hasil kristalisasi penelitian yang ia lakukan selama menjalani internship di Global Action Plan Headquarter di Stockholm, Swedia pada kompetisi penulisan yang diselenggarakan oleh Leiden Universiteit. Essay tersebut kemudian mendapat penilaian sangat baik dari para juri berkat pendekatan yang inovatif dan didukung oleh hasil penelitian yang mendalam. Sebelumnya, Mutiara  (26 tahun) menyelesaikan studinya di Ritsumeikan-Asia Pacific University Jepang (2010) dan sempat bekerja untuk ASEAN Secretariat selama setahun di Jakarta.

Ulang Tahun PBB ke-70 dan Sustainable Development 2030

Bertepatan dengan hari jadinya yang ke-70 pada bulan Agustus ini, PBB melalui General Assembly telah mengadopsi Sustainable Development Goals 2013 yang terdiri dari 17 Goals dan 159 Actions yang merupakan hasil perundingan negara-negara anggota PBB. Demi terwujudnya tujuan-tujuan tersebut, negara-negara anggota diminta untuk melibataktifkan pihak-pihak di luar pemerintahan seperti  LSM, akademisi, pelaku usaha, pelajar, warga masyarakat dan organisasi lainnya.

Kota Den Haag, The Hague Project Peace and Justice dan Leiden Universiteit

Den Haag tempat Peace Palace (Istana Perdamaian) dan Mahkamah Internasional (International Court Justice) berada memiliki reputasi panjang sebagai kota tuan rumah perdamaian dan keadilan internasional. Pada peringatan PBB ke-70 ini Kota Den Haag bersama The Hague Project Peace and Justice, Leiden Universiteit menyelenggarakan UN @ 70 conference. Konferensi ini diharapkan akan menghasilkan sumbangan pemikiran bagi Sustainable Development yang kemudian diberi nama “Hague Manifesto”.

The Hague Project Peace and Justice adalah suatu inisiatif dari Kementerian Luar Negeri Belanda bersama Kota Den Haag dan 160 organisasi lain  termasuk The Hague Academic Coalition and The Hague Institute for Global Justice yang menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan berpengalaman yang bertujuan turut berkontribusi pada keberhasilan pelaksanaan Sustainable Development 2030. Perdamaian, keadilan dan penegakan hukum merupakan goal ke-16 dalam Sustainable Development Goals. Dalam perspektif yang lebih luas, perdamaian dan keadilan berperan penting untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan.

High Level Panel Debate

Selain menyampaikan presentasi, Mutiara juga diundang sebagai peserta dalam acara High Level Panel Debate yang menghadirkan panelis terkemuka dan merupakan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Ranomi Kromowidjojo (Perenang Wanita Belanda keturunan Suriname Peraih Emas Olimpiade), Ronny Abraham (), Miguel de Serpa Soares (Under Secretary General for Legal Affairs and UN Legal Counsel), Michel Solomon (perwakilan UNHCR), Emmanuel Jal (Musisi asal Sudan Selatan). Puncak acara yang diselenggarakan di Peace Palace ini ditutup dengan sambutan dari Walikota Den Haag, Jozias van Aartsen.

Peran Pemuda/i dan Akademisi Indonesia dalam Sustainable Development

Saat ditanya mengenai peran yang dapat akademisi dan pemuda/i Indonesia optimalkan dalam menyongsong Sustainable Development 2030, Mutiara, ibu dari seorang putra ini menyampaikan bahwa perubahan perilaku masyarakat menuju perbaikan sangat mungkin dicapai selama setiap anggota masyarakat tersebut merasa berdaya dan terlibat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak masyarakat menggali potensi yang mereka miliki untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di sekitarnya. Ketika disinggung mengenai motivasinya dalam menempuh bidang studi yang ia pilih, Mutiara yang baru saja kembali memulai aktivitas akademik dan profesional setelah tiga tahun berkonsentrasi penuh pada keluarga menjawab sederhana, “saya ingin menjadi jendela dengan sudut pandang yang luas bagi anak-anak saya dan generasi berikutnya dalam mengenali potensi diri dan bangsanya”.